Bocah Itu Kini SMA

Ia kini SMA.  Ya, gadis yang dahulu memiliki umur 12 tahun saat pertama kali bertemu dengan ku, kini ia sudah akan SMA.  Ia sudah dapat menggapai SMA favorit yang ia impi - impikan, yang selalu ia sebut - sebut namanya setiap jalan berdua dengan ku.  Haahh..., senang rasanya melihat ia sangat gembira saat dirinya tahu bahwa ia diterima di SMA itu.  "Aku diterima Bii!!, aku masuk sekolah itu!!", begitulah kira - kira kata - kata yang keluar dari mulutnya saat aku mendatangi rumahnya.  Saat itu ku lihat Ibunya, Papah nya, memancarkan muka bahagia karena mengetahui bahwa anak nya masuk ke SMA unggulan itu.  Namun sejenak aku berpikir dan bertanya dalam hati, "apakah perilaku dia terhadap diri ku akan berubah setelah ia SMA nanti?".
Tidak lama setelah itu, ia ujian nasional dan setelahnya, banyak acara - acara yang ia lakukan dengan angkatan nya.  Tentu aku mengizinkan dan senang ia dapat bersosialisasi dengan baik dengan sahabat - sahabatnya.  Walau teman - teman nya juga banyak sekali yang pergaulan nya menyimpang, tapi aku yakin ia dapat menjaga dirinya.  Walau aku tahu, ia gampang sekali terbawa oleh teman.  Namun sebelum ia pergi aku merasa ada yang janggal.  Saat kita berdua pergi untuk melepas rindu karena sudah seminggu lebih tidak bertemu, ia menjadi sosok yang dingin sekali.  Menolak untuk digandeng padahal dahulu ia sangat suka aku gandeng, menolak untuk di cium pipinya padahal waktu dahulu ia sangat mendambakan hal itu, menolak untuk aku usap rambutnya padahal waktu dahulu ia sangat suka akan hal itu.  Aku bingung bukan main.  Hal itu tidak diimbangi dengan sikap nya.  Karena sebenarnya sikap nya semakin remaja dan puber nya sudah mulai keluar.  Mulai sering genit, ganjen, dan banyak hal wanita yang wajar terjadi saat puber.  Aku heran, dahulu saat ia masih polos, ia sangat menginginkan aku sayang.  Bahkan bisa dibilang, ia selalu manja kepada ku.  Dari situ aku mulai bertanya - tanya.  "Apakah memang ia telah tidak mencintai ku lagi?".
Aku hingga sekarang belum tahu apa alasan ia berubah, namun sekarang aku hanya bisa berharap ia cepat kembali seperti dulu.  Bukan dia rasanya jika sikap nya seperti ini.  Terlebih, mengingat kondisi kesehatan ku yang semakin hari semakin memburuk.  Aku hanya bisa berdo'a agar aku diberi hidup yang panjang agar aku dapat melihat kekasih hati ku tumbuh menjadi seorang yang berhasil dan dapat membanggakan Papah dana Ibu nya.

Komentar

Postingan Populer