Lelaki Kaya Raya Galau

Sudah mau dua tahun rasanya Rendra dan Ifi menjadi dua sejoli.  Rendra dan Ifi dipertemukan saat mereka menduduki bangku SMA.  Rendra SMA kelas tiga, sedangkan Ifi SMA kelas satu.  Ya, mereka berbeda usia sebanyak dua tahun.  Rendra awalnya merupakan sosok laki - laki yang ceria, penyayang, ramah, sopan, dan lembut.  Hal itu lah yang membuat Ifi jatuh cinta kepada nya.

------Satu tahun yang lalu...----------

"Bro, lu kan ganteng, pinter, baik, kenapa sih masih aja jomblo?", tanya Aya teman sebangku nya.
"Haha..., Ya..., siapa sih yang mau sama gue?  Gue tau, lu tuh emang pinter banget muji orang, lu ada maunya ya?", jawab Rendra bercanda.
"Hedehh, udah deh kalo lu ga percaya, temenin gue makan yuk...", lanjut Aya sambil menggandeng Rendra menuju kantin.

Aya dan Rendra memang sahabat dekat.  Dari kecil mereka sudah terbiasa bersama.  Aya mencintai Rendra.  Namun sayang, Rendra tidak memberikan timbal balik terhadap cinta Aya kepadanya.  Sesampainya mereka di kantin sekolah, seperti biasa Rendra membeli minuman botol terlebih dahulu.  Ia memang sangat suka minuman botol, terutama yang rasa teh buah.  Namun tiba - tiba..., "SPLASSHH!!", Ifi tak sengaja menumpahkan minuman botol ke seragam Rendra yang membuat Rendra kesal karena seragam nya basah kuyup tidak tertolong.

"Kak..., maaf kak..., aku ga sengaja", kata Ifi hampir menangis.
"Ehhh..., udah - udah ga apa - apa dik...", jawab Rendra tidak tega pada Ifi.
(Aya pun langsung bersikap dengan emosi)
"Wahhh!! belom cukup ya ditatar nya?!!', kata Aya marah.
"Ya..., udah deh..., aku juga ga apa - apa, ginian doang, nanti juga kering...", jawab Rendra berusaha menenangkan Aya.
"Ndra, tapikan kamu pulang pake motor, kamu bisa masuk angin...", balas Aya.
"Kak Aya, kak Rendra, Ifi minta maaf ya...", sambung Ifi sambil menangis sejadi - jadinya.

Tanpa banyak berpikir, Rendra langsung menghapus air mata Ifi dengan tisu yang sudah diberikan oleh Aya yang sebenarnya untuk mengeringkan seragam Rendra.  Hal itu membuat Aya geram dan cemburu.  Aya pun langsung pergi.

"Kamu gausah nangis, jangan takut, kakak ga marah kok sama kamu...", kata Rendra menenangkan Ifi yang sedang menangis ketakutan.
"Iya kak..., makasih ya...", balas Ifi tersenyum kepada Rendra.

Dari kejadian itu lah wajah manis Ifi terus terbayang di dalam pikiran Rendra Wiratmaya.  Ia selalu melamun memikirkan Ifi sehingga hal itu dapat dilihat oleh sahabat nya yaitu Aya.

"Rendra!!, lu kenapa bengong mulu dari tadi?  Jangan bilang...", kata Aya curiga.
"Hahaha, iya..., gue suka sama Ifi...", kata Rendra sambil tertawa.
"WHAT!!??, kok?  Wah..., bahaya nih...", balas Aya sedikit terkejut dan tak terima.
"Ya..., lu jangan ga rela gitu dong, tenang aja..., meski gue udah punya pacar, lu ga bakal gue telantarin kok...", balas Rendra sambil merangkul pundak sahabatnya itu.
"Ndra..., emmm, kayak nya lu ga cocok deh sama anak bocah kayak gitu...", kata Aya semakin tidak rela.
"Ya, emang nya lu kenapa sih?  Udah gini aja deh, lu pulang ke rumah gue oke?, ini kan juga udah mau pulang sekolah..., di sana lu ceritain apa yang buat lu ga rela...", kata Rendra mengajukan solusi.
"Oh, oke...", jawab Aya mengiyakan tawaran Rendra.

Merekapun pulang bersama dan menuju rumah Rendra.  Sesampainya di sana, Rendra segera bersih - bersih dan Aya hanya ingin duduk di ruang TV yang sangat megah di dalam rumah Rendra.

"Heh, lu ga mandi?", tanya Rendra sambil menepuk pundak Aya.
"Ah, nggak ah..., masih cantik", jawab Aya bercanda.
"So..., kenapa sih lu kayaknya ga suka banget gue mau pacaran, kan kemaren lu yang suruh gue berenti ngejomblo", tanya Rendra penasaran.
"Rendra, kita tuh udah kenal lama, gue tuh sayang sama lo, dan gue juga mau kita lebih dari temen...", jawab Aya berusaha jujur.

Rendra pun langsung memeluk Aya dan mencium kening nya.  Dengan penuh perasaan bersalah karena sudah ber tahun - tahun tidak peka terhadap cinta yang Aya beri selama ini, Rendra membelai lembut rambut pirang nan panjang milik Aya.

"Ya..., maafin gue ya..., gue udah ga peka selama ini...", kata Rendra yang sontak mengejutkan Aya.
"Hah!, jadi lu mau Rend jadi pacar gue?", kata Aya tidak percaya.
"Ya..., kenapa nggak?", jawab Rendra.

Merekapun saling berpelukan dan pada hari itu juga, Rendra mengenalkan Aya kepada orang tuanya.  Karena orang tua Rendra adalah orang tua yang sibuk, mereka mengajak Rendra dan Aya makan malam di luar rumah.  Setibanya mereka disana, mereka langsung duduk pada meja yang sama dengan orang tua Rendra.

"Hey cantik..., siapa namakamu?", tanya Ibu Rendra yang bernama Parlin.
"Hehe..., Athya tante, tapi dipanggil Aya...", jawab aya sedikit malu - malu.
"Kamu memang memiliki selera yang sangat bagus anak ku... . Sudah sopan, anggun, cantik, hebat lah...", kata Ayah Rendra yang bernama Burhan.
"Iyalah Yah..., siapa dulu...", balas Rendra semangat.
"Jadi, gimana ceritanya sampai bisa kalian berdua jadian?", tanya Ibu Rendra kepada Aya.

Aya pun menjelaskan apa yang terjadi sehingga mereka jadian, dan orang tua Rendrapun tertarik akan cerita penyebab mereka berdua jadian.  Dan nampaknya orang tua Rendra sudah klop sekali dengan Aya. 

"Ya..., kamu mau liburan bareng sama Rendra dan kami berdua ga?", tanya Ibu Rendra mengajak Aya ikut pergi liburan.
"Kemana tante kalau boleh tau?", tanya Aya penasaran.
"Malang..., disana kan bagus sekarang...", jawab Ibu Rendra menjelaskan.
"Seru deh Ya..., apalagi sama aku...", ajak Rendra meyakinkan.
"Iya deh tante, aku mau...", jawab aya matang.
"Weee, ga sepi lagi deh si Rendra ya...", seru Ayah Rendra sambil bercanda.

Mereka pun terus berbincang sampai jam menunjukan pada pukul 11 malam.  Mereka langsung mengantar Aya pulang dan meneruskan perjalanan untuk pulang ke rumah mewah mereka.  Sampai di ruamh mereka, Ibu Rendra tidak  langsung beranjak ke tempat tidur.  Ia langsung menghampiri kamar anak nya yang belum ditutup menunjukan anak nya belum juga tidur.

"Rendra..., kamu belum tidur?", tanya Ibu nya peduli.
"Oh..., belom mah, kenapa?", tanya Rendra heran.
"Ga apa - apa nak, mama cuma mau nanya?, Aya itu anak yang baik dan sepertinya ia sangat mencintai mu nak.  Kamu juga benar - benar mencintai Aya kan?  Pokoknya mama ga mau ya kamu sampai menyakiti hati seorang wanita...", tanya Ibu nya sambil menegaskan nasehatnya.

Sejenak Rendra melamun memikirkan Ifi.  Sesungguhnya ia memang masih mencintai Ifi namun juga mencintai Aya.  Bagi nya, Aya dan Ifi adalah dua orang wanita yang sulit untuk dipilih.  Namun semua sudah terlanjur pikirnya.

"Ya mah..., aku janji...", jawab Rendra.
"Yasudah, kamu cepat tidur sudah malam...", kata Ibu nya.
''Iyaa mah...", jawab Rendra.

-------------Satu bulan kemudian--------------

Saat itu Rendra dan Aya sedang pergi berdua ke mall yang biasa mereka kunjungi jika ingin jalan.  Disaat mereka sedang melihat - lihat di toko baju, tanpa sengaja Rendra bertemu dengan Ifi yang sedang bersama teman - teman nya.  Saat itu Ifi sedang mencoba topi yang ia sukai.

"Hey..., Ifi...", sapa Rendra kepada Ifi.
"Hey, kak!!..., kaka lagi ngapain di sini?", tanya Ifi.
"Kaka lagi nemeni kak Aya cari baju katanya", jawab Rendra.
"Oh..., kaka jadian yaa sama kak Aya, selamat ya kak...", jawab Ifi yang disambut mukanya yang seperti kecewa.

Sejenak Rendra berpikir.  Ia merasa sudah memberikan Ifi harapan yang amat sangat mendalam saat ia berusaha menenangkan Ifi di sekolah.  Namun, hatinya yang labil membuat nya terjebak.

"Sayang, yuk...", sahut Aya memanggil Rendra.
"Ohh.., iyaa sayangg, aku yang bayar ya...", sahut Rendra.
"Jangan, uang kamu simpen aja buat modal nikah kita...", jawab Aya.

Itulah yang Rendra suka dari Aya.  Aya tidak seperti perempuan pada umumnya yang sangat senang dibelikan sesuatu oleh kekasihnya.  Ia memilih hidup hemat dan apa adanya.  Meski Rendra adalah anak dari pengusaha bank swasta terkaya nomor 2 di Jakarta, namun Aya tampak tidak peduli dan tidak memanfaatkan hal itu untuk kepentingan nya.  Ia lebih suka memanfaatkan hal itu untuk mengajak Rendra berbagi kepada anak - anak dan orang tua yang sangat kekurangan.  Menyadari hal itu, pikiran Rendra semakin tidak menentu. 
Ketika Rendra sudah sampai rumah, ia mengurung diri di kamar.  Bukan karena apa - apa, ia hanya ingin berpikir dengan sangat amat jernih dan matang soal pilihan nya.  Walau ia tahu, bila ia memilih Ifi, Aya akan kecewa dan bukan tidak mungkin hal - hal bodoh akan terjadi pada Aya.  Namun baginya, pasangan hidup itu sangat penting dan bukan masalah yang sepele.  Malam itu ia tidak bisa tidur karena memikirkan hal itu terus - menerus.


Komentar

Postingan Populer