Bagaimana Jika?

Aku teringat akan kursi bioskop yang kita duduki saat kita berdua menonton film bersama untuk pertama kalinya.  Aku ingat pula bangku food court yang kita duduki saat kita makan bersama untuk pertama kalinya.  Itu semua mungkin tidak pernah hilang dari pengelihatan pikiran ku... .  Tersadar rasa sayang ku kepada mu teramat besar.  Namun aku sempat berpikir, di saat hubungan kita sedang jatuh, bagaimana jika?
Bagaimana jika kita putus?  Menurut ku itu mudah untuk kamu.  Kamu juga akan bisa menjalani hidup normal dan bergaul dengan siapapun yang kamu suka.  Walau aku sadar itu tidak mudah untuk ku, tapi sekali lagi, kebahagiaan mu lah yang utam.
Bagaimana jika kita istirahat namun tidak putus?  Menurut ku itu mudah untuk kamu pula.  Kamu bisa tetap senang dengan teman - teman mu yang kamu inginkan untuk "stay" namun tidak dengan ku.  Aku akan merasa kesepian setiap hari ku.
Yang aku ingin sampaikan dengan angin malam ini hanyalah,

"Angin, sampaikan hal ini untuk dirinya.  Pergaulan ku bukan seperti yang kamu kira, kaum Hedon?, jika memang iya, malam ini aku tidak memohon mu untuk membalas pesan ku, aku lebih memilih untuk berada di klub malam saat ini.  Kamu salah paham dan tidak mau paham akan ini, tapi aku tidak akan bosan untuk berkata, aku cinta kamu".

Apa gunanya kita putus jika putus malah akan membuat kita berdua makin benci satu sama lain...
Dan apa gunanya kita istirahat, jika kamu masih tidak mau tahu akan diri ku.  Istirahat itu gunanya untuk sama - sama berpikir jernih dan mencoba menjadi pribadi yang lebih positif lagi, bukan untuk mencari - cari lagi kesalahan diantara kita berdua.  Tidak ada yang salah maupun benar untuk kini.
Aku rasa sudah waktunya kita turunkan ego masing - masing, menyatu dengan Tuhan dan bernafas bersama alam.  Sudahi pertengkaran dan mulai semua dari awal agar tujuan kita yang cantik bisa berdan - dan menjadi lebih cantik lagi.

Komentar

Postingan Populer