Bangkit (Diari Sastra 1 Terakhir)

Pagi ini aku disambut dengan senyuman mentari pagi. Hati ku ikut tersenyum melihat wajah mentari pagi itu. Ini lah hari dimana aku benar - benar bangkit. Bukan sekedar bangkit dari tidur ku, tapi bangkit dari keterpurukan ku juga. Namun rasa nya sedikit janggal, karena disaat aku sudah memantapkan hati ku untuk bangkit, malam tadi aku memimpikan dia bahkan sangat jelas kali ini. Aku bermimpi aku dengan nya kembali bersatu dan membangkitkan lagi kisah asmara yang sudah hampir setahun terpuruk ini. Entah lah, aki tak tahu pasti apa arti dari mimpi ini. Ya, aku memang merupakan orang yang sangat percaya jika mimpi berhubungan dengan kenyataan. Bukan tanpa alasan, aku sering sekali mengalami hal yang ada di mimpi ku.

Namun aku tidak mempermasalahkan mimpi ku dan memilih untuk tetap tegar pada pendirian ku. Karena bagi ku, jika aku terus mengkondisikan diri ku sebagai orang yang terpuruk terus, aku tak akan pernah bangkit bahkna aku bisa kalah dengan masalalu ku yang tidak pudar. Entah nantinya akan jadi seperti apa yang penting aku sudah mencoba dengan segenap kekuatan hati dan jiwa ku. Bermain dengan teman, mencari hobi - hobi baru adalah jurus utama ku dalam menyikapi hal ini dan mentari pagi yang selalu tersenyum adalah pedoman dan motivasi ku dalam memulai hal ini. Aku yakin Tuhan memiliki rencana yang indah untuk diri ku. Walau aku tidak tahu kapan Tuhan akan melancarkan rencana itu dalam hidup ku, namun aku tetap yakin dan bersandar pada pendirian sejati ku.

Aku hanya ingin, aku dengan nya tidak memutus tali pertemanan. Setidak nya ia pernah lama ada di hidup ku bahkan hati ku. Semua keburukan ku dan keburukan nya sudah menjadi aib yang kami saling tukarkan dahulu. Sekarang, kami sama - sama harus menjaga hal itu. Jika tali pertemanan kami terputus, maka kami akan merasa canggung bahkan saling membenci. Tentu hal itu tidak akan baik untuk kami. Karena sesungguhnya kami sama - sama tak punya tempat yang bagus untuk bersembunyi dan tak punya hati yang kuat untuk berlari demi menghindari kenyataan bahwa kami pasti akan bertemu lagi. Maka dari itu, aku berusaha membuka pintu hati dan tetap mengeringkan tangan untuk berjabatan dengan nya. Ya, dia yang dahulu aku perjuangkan dengan segenap raga, hati dan hidup ku.

Komentar

Postingan Populer