KAGUM DENGAN GUE SAAT MASIH SMA

Entah kenapa belakangan ini gue merasa seperti sedang merindukan diri gue yang dulu, tepatnya saat masih SMA. Mungkin karena gue nggak sengaja melihat kembali buku catatan gue saat gue masih SMA dan sedang belajar membangun bisnis kecil gue. Gue heran dan bertanya kepada diri gue sendiri. "Kok bisa ya gue versi remaja membuat hal seperti ini?". Sekarang, memang gue sudah memiliki bisnis yang jauh lebih besar dari gue saat masih SMA. Tapi rasanya gue malah seperti mundur bukan malah maju dari gue saat SMA. Dulu, semangat gue untuk mendapatkan customer, mendapatkan pundi-pundi uang dan mencoba hal baru sangatlah besar. Bisa dibilang melibih rasa cinta gue kepada pacar gue saat itu. Gue rindu dengan hal itu dan ingin rasanya untuk kembali seperti itu.

Gue masih ingat saat itu, setelah sholat maghrib gue rutin membuka warung Surabi kecil gue dan menunggu pelanggan datang. Gue dan seorang karyawan gue yang gue beri upah 500 ribu setiap minggunya itu dengan semangat membuat dan menyajikan Surabi andalan kita kepada pelanggan. Diantara mereka bahkan tidak jarang memuji kami saat itu. Entah mengapa aku merasa sangat puas dan senang. Saat itu, gue selalu merasa bahagia dan seperti tidak ada beban. Bahkan gue berhasil meraup untung walau tak sebanyak sekarang. Pelan-pelan gue mencoba membuka bengkel custom motor dengan seorang montir yang sering gue karyakan untuk membangun sebuah motor. Dan lagi-lagi gue versi SMA bisa saja menemukan pelanggan dan menghasilkan Rupiah dari situ. Gue yang saat itu masih SMA juga sering nekat pergi ke Otista cuma untuk membeli sparepart motor untuk dijual kembali di toko online yang gue dan Arfan (saudara kembar gue) buat. Dan lagi-lagi gue versi SMA berhasil.

Namun sekarang, gue yang sudah beranjak dewasa ini malah nggak punya semangat untuk itu. Semangat gue dialihkan untuk merenung dan nggak jarang juga gue bersedih dalam kesendirian. Kuliah yang sedang gue jalani juga seperti tidak menambahkan ilmu apa-apa bagi gue pribadi. Entah mengapa, gue merasa nggak bisa berkembang. Gue mulai merasa jenuh dengan keseharian gue, zona nyaman pun udah nggak berasa nyamanannya. Namun apakah gue bisa kembali seperti gue pada saat masih SMA?, jelas nggak ada yang tau kecuali Tuhan YME.

Terimakasih kepada Arfin remaja yang sudah membuat warna kepada hidup gue. Setidaknya gue tau, gue udah pernah merasa sebahagia itu dan setidaknya gue tau jika gue pernah berhasil dan berguna bagi orang lain.

Terimakasih.

Komentar

Postingan Populer